The Power of BERBISIK
Syafiii,,, ga pake bengong dong di depan TV.
Shofii,,, maemnya dihabisin ndak pareng di emut ndak pake ndoweh segala.
Hadeeh,,, tiap hari Ibu
selalu karaoke teriak2 ngingetin krucil.
Apakah Bunda laen juga mengalami hal yang sama ???
Ternyata ada penjelasannya nih dan sedikit tips buat Bunda.
Simak dulu yuuk!!!
Pada dasarnya setiap anak terlahir unik tidak
pernah ada yg sama dan memiliki tipe dan ciri masing-masing. Sekilas saya
melihat bahwa mungkin Ananda adalah tipe anak yang aktif, kreatif, suka
bergerak, dan bicara. Itulah mengapa ia sering sulit mendengar ucapan orang
tuanya pada saat ia sedang bergerak.
Sebenarnya Ananda sama sekali tidak bermaksud
untuk membuat orang tuanya kesal apalagi marah, apa yang ia lakukan semata
adalah untuk mengembangkan sistem syarafnya terutama sistem syaraf motoriknya
agar kelak berkembang sempurna saat ia tumbuh besar.
Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para
orang tua dalam mendidik anaknya adalah mengabaikan faktor-faktor penting dalam
teknik berkomunikasi sehingga akhirnya seolah-olah anaknya seperti anak nakal
yang tidak mau mendengar orang tuanya.
Nah apa saja faktor-faktor tersebut:
1. Faktor berkomunikasi berhadapan empat mata
tanpa masing-masing melakukan aktivitas lainnya, seperti bicara sambil
berkomputer ria atau bicara sambil anaknya bermain. Stop semua aktivitas apapun
saat kita hendak bicara dengan anak.
2. Faktor membuat kesepakatan bersama, membuat
aturan main yang jelas beserta konsekuensinya.
3. Faktor menggunakan suara
datar serta bahasa yg mudah dimengerti anak, tanpa disertai bentakan atau
teriakan.
4. Faktor mengingatkan anak dengan menggunakan “Bisikan”
Nah untuk lebih jelasnya berikut kami jelaskan
teknik penerapannya yang mungkin bisa ibu kembangkan sesuai situasi dan kondisi
yg ibu hadapi:
1. Pada saat ibu ingin bicara maka segeralah
memintanya untuk berhenti bergerak dengan cara memegang kedua tangannya,
kemudian memintanya untuk duduk/berdiri sejenak dan menghadapkan wajah pada
kita sehingga perhatiannya terpusat pada kita.
2. Setelah dia berhenti bergerak, katakan padanya
“perhatikan sebentar, Ibu mau bicara 2 menit saja, dengarkan baik-baik ya...”
sambil tetap pegang kedua tangannya.
3. Bicaralah pelan-pelan tapi jelas maksudnya,
apa yg anda inginkan bukan apa yg anda tidak inginkan “misalnya Ibu ingin kamu
berhenti bermain remote tv mulai sekarang dan seterusnya !” penting untuk
mengatakan kapan waktunya dimulai dan hingga kapan.
4. Tanyakan apakah ia mengerti apa yang anda
katakan. Pastikan ia mengangguk atau mengatakan ya atau mengerti. Jauh lebih
baik jika ia kita minta mengulang pesan yang kita sampaikan. Misalnya: “Coba
kamu ulangi apa permintaan mami tadi” sambil kita bimbing.. “Ibu ingin Ananda
berhenti bermain...dst”. Pujilah dengan mengatakan “Bagus Sekali”.
5. Jelaskan padanya aturan main konsekuensi jika
ia melanggarnya, mis: “Jika kamu mainkan lagi maka kamu tidak boleh menonton
film kesukaanmu hari ini,” atau apapun yang menurut ibu layak untuk sepakati.
6. Usahakan jika terjadi pelanggaran pertama anda
tidak teriak malainkan datang kepadanya, pegang tangannya dan gunakan “The
Power of Berbisik”. isi bisikannya bukan berupa ancaman melainkan
mengingatkannya akan kesepakatan yg sudah kita buat. Mis. “Sssstttt... Syafi
sini dech Ibu bisikin”, “Syafi sayang apakah kamu masing ingin nonton film
kesukaan mu hari ini?” “Ibu ingatkan Syafi agar nanti malam tetap bisa nonton
film lho.”
7. Jika terjadi pelanggaran terus maka tidak
perlu banyak bicara, laksanakan tindakan, amankan TVnya atau bagaimana caranya
agar ia tidak nonton TV malam ini dan pastikan agar ia juga mengetahui bahwa ibunya
adalah orang yg tegas dan konsisten.
Teknik ini juga sangat ampuh apa bila anak kita
berusaha membuat ulah di tempat-tempat umum. Selamat mencoba berbisik dan berhenti
berteriak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar