Puzzle IQ : Smart Wood for Educative Thinking
(Artificial Problem Solving)
Masuk dan berkembang di Jogja sekitar akhir 1989. Dipelopori
oleh Bapak Mandar Utama, jebolan ISI (Institut Seni Indonesia) Jogja. Saat itu
baru ada sekitar 6-8 jenis Puzzle IQ. Sekitar pertengahan 1994 berkembang pesat
menjadi sekitar 12 jenis Puzzle IQ. Namun perkembangan paling pesat terjadi
sekitar awal 1998, yaitu hampir mencapai 20 jenis Puzzle IQ. Pada tahun 2002,
Puzzle IQ berkembang paling cepat dan pesat hingga menyentuh angka 65 item.
Sampai dengan hari ini jenis Puzzle IQ telah mencapai sekitar 115 jenis. Hanya
sayangnya yang dikenal masyarakat luas tidak sampai sepertiganya saja.
Secara
umum teman-teman pengrajin (sekitar 8-9 orang di Jogja),masih berorientasi pada
metode "bongkar pasang"
tanpa menjelaskan nilai tambah dari Puzzle IQ ini. Rintisan usaha puzzle IQ
dimulai sejak awal tahun 1999 dengan bendera CV. Citra Grafika sebagai unit
usaha binaan Titian Mandiri Group hingga bertransformasi menjadi Puzzle IQ
Jogja di tahun 2004. Ide usaha Puzzle IQ berawal saat Eko Witono terjun sebagai
tenaga marketing beberapa produsen mainan kayu yaitu “Kajeng”, “Jati Sae”, dan “Adityas”.
Dari hanya sekedar mainan, jiwa pendidik Eko Witono sebagai lulusan Pendidikan
Luar Sekolah IKIP Yogyakarta tahun 1990 mulai timbul untuk mendalami teori dan
nilai yang terkandung dalam setiap mainan tersebut.
Misalnya
Soma Cube yang dapat digunakan
sebagai media belajar volume kubus, Pentomino
sebagai bahan belajar luas persegi panjang, serta Japan Crystal sebagai media belajar konsep simetri. Dalam pelajaran
fisika konsep gaya sentrifugal dapat diterapkan pada puzzle BalingBaling.
Hingga akhirnya mainan bongkar pasang tersebut menjelma menjadi Puzzle IQ dan
Eko Witono berkecimpung langsung menjadi seorang pengrajin (produsen) spesialis
Puzzle IQ.
Pencapaian
hasil proses pembelajaran dengan media Puzzle IQ adalah keseimbangan antara
aspek kognisi,afeksi, dan psikomotor dari subjek didik. Dengan kata lain keselarasan
antara perkembangan aspek IQ, EQ, dan SQ. Hanya saja Puzzle IQ lebih folus pada
aspek EQ yaitu kecerdasan dengan empat
kunci utama yaitu (1) kesabaran, (2) ketekunan, (3) ketelatenan, dan (4) ketelitian.
Menurut
Lynn Stren, penulis Improving Your Memory
menyatakan bahwa, “Alasan utama mengapa kita lupa adalah karena kita tidak
benar-benar memusatkan perhatian”.
Berdasarkan buku "How to Win Friends and Influence People” yang ditulis oleh
Dale Carnegie pada tahun 1936, 90% silent
cortex mempunyai fungsi, yaitu pusat kontrol kognitif
manusia, seperti kemampuan berpikir dan menggunakan bahasa. Potensi yang
dimiliki Biil Gates, Einstein, Thomas Alva Edison berdasar dari penggunaan otak
secara 100%.
Dengan
demikian potensi dan achievement adalah resultan dari kerja
keras dan semangat kita dalam berusaha. Penggunaan media Puzzle IQ dapat
menjadi trigger untuk mengoptimalkan
kinerja otak. Bahkan puzzle IQ digunakan pada terapi psikogeriatri di RSUD Dr.
Soetomo untuk pencegahan, diagnosis, dan terapi gangguan fisik dan psikologik
atau psikiatrik pada lanjut usia. Contoh paling poluler adalah Kubus Soma (Soma Cube) yang terdiri dari tujuh
keping. Level I (kubus 3 x 3) mencapai lebih dari 240 konfigurasi kubus, dan Level
II, mencapai lebih dari 50 macam konstruksi bangun dimensi tiga.
Dalam
penelitian awal secara mandiri sejak 1999 sampai dengan hari ini melalui
pendekatan eksperimentatif kualitatif di lapangan pada sekitar 75 kali pameran
di Surabaya, Gresik, Malang, Kediri, Jogja, dan Jakarta terdapat fakta yang
tidak dapat dipungkiri harus ada pembedaan tingkatan puzzle. Tidak mungkin
memberikan item Puzzle IQ tingkat mahir, khususnya yg bersentuhan dengan
analisa logika kepada siswa SD/SMP. Karena, mereka masih berada pada tahap
perkembangan pemahaman transformasi ilmu bidang (dimensi dua) ke ilmu bangun
(dimensi tiga). Dengan demikian bahwa proses transformasi kognisi, afeksi,dan
psikomotor memang dan harus melalui suatu mekanisme proses (tidak instan), dan
tidak mengenal adanya akselerasi (percepatan). Sehingga Puzzle IQ dapat saya
kelompokkan ke dalam 3 (tiga) kesulitan, yaitu Tingkat Dasar, Menengah, dan
Mahir.
Tingkat Dasar secara umum ditujukan
dari mulai Pra SD (KB-TKA/B), Kelas 1-6 SD ada 15 jenis, di mulai dari usia 2
tahun sd 12 tahun.
Tingkat Menengah, untuk SMP Kelas
1-3 ada 15 jenis, dari usia 12-15 tahun.
Tingkat
Mahir untuk SMA hingga Mahasiswa Tingkat Akhir, bahkan Masyarakat Umum, ada 6
jenis, dari usia 15 tahun hingga lansia.
Selanjutnya
perkembangan produk-produk baru mengikuti parameter ketiga tingkat kesulitan
tersebut, hingga mencapai sekitar 115 item produk. Harga disesuaikan dengan tingkatannya,
Dasar rata-rata 10-15 ribu rupiah, Menengah rata-rata 20-25 ribu rupiah, dan
Mahir rata-rata 30-45 ribu rupiah
Bahan
baku utama produk Puzzle IQ adalah kayu jati limbah atau rendemen produksi mebel
yang kemudian dibentuk menjadi reng/balok persegi panjang ukuran 2x2cm atau
3x3cm lalu dibubut sesuai dengan mal/cetakannya. Proses selanjutnya adalah
perakitan sesuai dengan kepingan per unit (jenis) dan proses finishing dengan
pengamplasan. Bahan baku secara umum mudah didapat dengan kisaran harga 250 - 450
ribu rupiah tiap satu bak pickup.
Ketertarikan
dengan dunia pendidikan khususnya pada
alat peraga pendidikan yang mengarah pada Educative Thinking, Active Learning,
Vocational Education, Artificial Problem Solving, membuat Eko Witono menekuni
Puzzle IQ dan menguasai sekitar 176 item Puzzle IQ (baik kayu maupun logam/wire
games). Potensi pasar dan peluang bisnis puzzle IQ masih sangat luas mengingat
luasnya dunia pendidikan di Indonesia, baik ditinjau dari aspek kualitas
apalagi kuantitasnya. Secara lugas dan sederhana bisa dikatakan, bahwa selama
dunia pendidikan (baca: sekolah)
masih ada, maka pasar Puzzle IQ masih terbuka dan terbentang luas.
Smart souvenir FOR smart people FROM smart city Jogja
Editing hasil wawancara misua dengan Majalah Pengusaha @ Cebongan, Salatiga : 14 Maret 2015
selamat sore..bagaimana caranya memesan puzzle IQ ini? terima kasih..
BalasHapusSaya juga mau beli, tapi gak tau chanel online shop nya
BalasHapus